Senin, 17 Januari 2011

Tentang Menyimak

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan inilah terjadi interaksi dan komunikasi yang baik dengan alam lingkungan, dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.
Tak ada yang lebih menjengkelkan daripada merasakan bahwa orang yang dekat dengan kita tidak mau mendengarkan apa yang kita sampaikan (Nichols 1997:5).
Dalam hal ini, alat indera yang paling berperan besar adalah telinga. Telingalah yang mampu mendengar suara apapun, yang nantinya dapat kita kirim ke otak untuk seterusnya disampaikan atau diujarkan melalui alat ucap (mulut).
Kegiatan mendengar ada unsur ketidaksengajaan, kebetulan, sambil lalu, dan tidak dicerna. Oleh karena itu, apa yang didengar mungkin tidak dimengerti sama sekali. Pada peristiwa mendengarkan ada unsur kesengajaan tetapi belum diikuti unsure pemahaman. Dan menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman.
Menyimak selalu digunakan dalam kehidupan manusia karena manusia selalu dituntut untuk menyimak, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam keluarga, manusia selalu dituntut untuk menyimak. Pemerolehan bahasa seorang anak juga berawal dari menyimak ujaran di lingkungan keluarga.
Dalam pergaulan di masyarakat, kegiatan menyimak lebih banyak dilakukan daripada kegiatan berbahasa yang lain. Hal ini dibuktikan oleh Rivers (dalam Sutari, dkk. 1997 : 8), kebanyakan orang dewasa menggunakan 45% waktunya untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis. Berdasarkan hal di atas terlihat bahwa keterampilan menyimak sangat berperan dalam kehidupan manusia di lingkungan masyarakat.
Oleh karena itu, kegiatan menyimak sangat penting untuk dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Namun, hingga kini masih ada masyarakat yang belum bisa ataupun belum mengetahui bagaimana cara menyimak yang baik.


1.2. Perumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini kami akan memfokuskan pada beberapa masalah di bawah ini :
1. Tahap-tahap apa saja dalam menyimak
2. Bagaimana proses menyimak
3. Hal-hal apa saja yang perlu disimak
4. Saran praktis apa yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak


1.3. Batasan Masalah
Dalam batasan masalah ini, kami akan membatasi masalah tentang ruang lingkup menyimak di kalangan siswa.


1.4. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tahapan dan proses menyimak yang bagaimana yang harus dipelajari dan dipahami oleh siswa.
2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu disimak oleh siswa
3. Meningkatkan keterampilan menyimak para siswa


1.5. Sistematika Penulisan
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Tujuan Penulisan
1.5. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Menyimak
2.2. Tujuan Menyimak
2.3. Jenis-jenis menyimak
2.4. Tahap-tahap Menyimak
2.5. Proses Menyimak
2.6. Hal-hal yang perlu disimak
2.7. Tips menyimak pelajaran dengan baik
2.8. Saran praktis meningkatkan keterampilan menyimak
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak adalah proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambing-lambang lisan (Anderson, 1972: 68)
Menyimak adalah mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. (Russel & Russell, 1959;Anderson, 1972: 69).
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (Panduan & Sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs; 1995: 18).
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).


2.2. Tujuan Menyimak
1. menyimak untuk meyakinkan
2. menyimak untuk belajar
3. menyimak unuk menikmati
4. menyimak untuk menganalisis fakta
5. menyimak unuk mengevaluasi fakta
6. menyimak untuk mengapresiasi
7. menyimak untuk mengomunikasikan ide-ide
8. menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi
9. menyimak untuk memecahkan masalah
10. menyimak untuk inspirasi
11. menyimak untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri


2.3. Jenis-jenis menyimak
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
a. Sumber suara
b. Cara penyimak bahan yang disimak
c. Tujuan menyimak
d. Taraf aktivitas penyimak

Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
2) Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi

Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1) Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
a) Menyimak sosial
b) Menyimak sekunder
c) Menyimak estetik

2) Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Menyimak intensif meliputi:
a) Menyimak kritis
b) Menyimak introgatif
c) Menyimak penyelidikan
d) Menyimak kreatif
e) Menyimak konsentratif
f) Menyimak selektif


2.4. Tahap-Tahap Menyimak
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan menyimak pada para siswa, Ruth G. Strickland menyimpulkan adanya Sembilan tahap menyimak. Yaitu :
1. Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya;
2. Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendpat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan’
3. Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak;
4. Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya;
5. Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak; perhatian secara saksama bergantian dengan keasyikan lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicar yang menarik hatinya saja;
6. Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara;
7. Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan;
8. Menyimak secara saksama, degan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara;
9. Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara (Strickland, 1957: (Dawson [et all], 1963: 154).

Untuk memperluas cakrawala kita mengenai tahap-tahap menyimak ini. Ada pakar lain yang mengemukakan adanya 7 tahapan dalam menyimak.
1. Isolasi : pada tahap ini sang penyimak mencatat aspek-aspek individual kata lisan dan memisahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus.
2. Identifikasi : sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna atau identitas pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.

3. Integrasi : kita mengintegrasikan atau menyatupadukan sesuatu yang kita dengan dengan informasi lain yang telah kita simpan dan rekam dalam otak kita.
4. Inspeksi : pada tahap ini, informasi baru yang telah kita terima dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah kita miliki mengenai hal tersebut.
5. Interpretasi : pada tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi sesuatu yang kita dengar dan menelusuri dari mana datangnya semua itu.
6. Interpolasi : selama tidak ada pesan yang membawa makna dalam dan member informasi, tanggung jawab kitalah untuk menyediakan serta memberikan data-data dan ide-ide penunjang dar latar belakang pengetahuan dan pengalaman kita sendiri untuk mengisi serta memenuhi butir-butir pesan yang kita dengar.
7. Intropeksi : dengan cara merefleksikan dan menguji informasi baru, kita berupaya untuk mempersonalisasikan informasi tersebut dan menerapkannya pada situasi kita sendiri Hunt; 1981: 18-9).


2.5. Proses Menyimak
Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam proses menyimak pun terdapat tahap-tahap, antara lain :
1. Tahap mendengar; dalam tahap ini kita abru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya. Jadi, kita masih berada dalam tahap hearing.
2. Tahap memahami; setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang dismpaikan oleh pembicara. Kemudian, sampailah kita dalam tahap understanding.
3. Tahap menginterpretasikan; penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahamu isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu; dengan demikian, sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting.

4. Tahap mengevaluasi; setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara; dengan demikian, sudah sampai pada tahap evaluating.
5. Tahap menanggapi; tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Lalu, penyimak pun sampailah pada tahap menanggapi (responding). (Logan [et all], 1972: 39; Loban [et all], 1969: 243).


2.6. Hal-hal yang perlu disimak
Khusus mengenai bahasa, lebih-lebih bahasa asing, para pelajar haruslah menyimak serta mengenal dan memahami hal-hal berikut ini (karena sama mengandung makna):
1. Bunyi-bunyi fonemis atau bunyi-bunyi distingsif bahasa yang bersangkutan, dan pada akhirnya variasi-variasi fonem yang bersifat personal atai dialek seprti dipakai atau diucapkan oleh beberapa pembicara asli, penduduk pribumi;
2. Urutan-urutan bunyi beserta pengelompokan-pengelompokannya; panjangnya jeda; pola-pola intonasi;
3. Kata-kata tugas beserta perubahan-perubahan bunyi sesuai dengan posisinya di depan kata-kata lain.
4. Infeksi-infeksi untuk menunjukkan jamak, waktu, milik, dan sebagainya;
5. Perubahan-perubahan bunyi dan pertukaran-pertukaran fingsu yang ditimbulkan oleh derivasi, misalnya adil, keadilan,pengadilan, mengadili, dan diadili dalam bahasa Indonesia;
6. Pengelompokan-pengelompokan structural, misalnya yang berhubungan denga frasa-frasa verbal, preposisional;
7. Petunjuk-petunjuk urutan kata yang menyangkut fungsi dan makna;
8. Makna kata-kata yang bergantung pada konteks atau situasi pembicaraan, misalnya kaki meja, kaki gunung, kaki tangan musuh, tingginya seribu kaki, dan sop kaki;

9. Kata-kata salam, kata-kata sapaan, kata-kata pendahuluan, dan kata-kata keraguan yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan;
10. Makna budaya (cultural meaning) yang terkandung atau tersirat dalam suatu pesan atau ujaran.


2.7. Tips menyimak pelajaran dengan baik
Akan bermanfaat sekali jika Anda dapat menyimak pelajaran dengan baik di kelas. Banyak hal-hal yang perlu Anda pelajari, disampaikan secara lisan oleh guru Anda. Hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru, tidak sama dengan menyimak apa yang disampaikannya.
Menyimak adalah tindakan untuk memahami. Dan untuk itu Anda perlu memperhatikan/mengikuti dengan seksama, memikirkannya, dan secara mental mengolah apa yang didengar. Berikut ini adalah beberapa hal yang pelu dilakukan untuk menjadi penyimak yang baik di kelas.
1. Melakukan persiapan-persiapan. Lakukanlah persiapan untuk memahami apa yang didengar sebelum datang ke kelas. Yakinkanlah diri Anda bahwa PR dan tugas bacaan sudah dikerjakan. Lihat kembali catatan dari pelajaran yang lalu. Pikirkan apa yang Anda ketahui mengenai topik yang akan dicakup di kelas hari ini.
2. Secara emosional siap untuk menyimak. Dalam hal ini sikap Anda penting. Secara sadar pilihlah topik yang penting dan berguna. Lakukanlah segala usaha untuk mempelajariya.
3. Menyimak dengan suatu tujuan. Dapatkanlah apa yang Anda perkirakan atau harapkan akan dipelajari pada sesi di kelas hari ini. Perhatikan hal-hal ini ketika guru Anda berbicara.
4. Menyimak denga pikiran terbuka. Artinya mau menerima apa-apa yang dikatakan oleh guru Anda. Mengajukan pertanyaan atas apa yang disampaikan itu bagus. Tapi hendaknya Anda juga terbuka untuk menerima perbadaan pendapat.
5. Penuh perhatian. Pusatkan perhatian kepada hal-hal yang disampaikan oleh guru Anda. Cobalah untuk tidak melamun atau membiarkan pikirang Anda mngembara ke hal-hal lain. Akan sangat membantu jika Anda duduk di deretan depan bagian tengah. Dengan demikian Anda selalu dapat melakukan kontak mata denga guru.
6. Menjadi pendengar yang aktif. Anda dapat berpikir lebih cepat daripada guru Anda berbicara. Pergunakan keuntungan ini untuk mengevaluasi apa yang sudah dikatakan, dan mengantisipasi apa yang akan dikatakan. Buatlah catatan yang baik mengenai hal-hal yang disampaikan. Tapi Anda tidak dapat menulis lebih cepat daripada guru Anda berbicara. Maka Anda harus memutuskan apa yang akan ditulis, dan untuk melakukannya, Anda perlu menjadi pendengar yang baik.
7. Terimalah tantangan. Janganlah menyerah dan berhenti menyimak jika Anda mendapati bahwa informasi yang disampaikan sulit untuk dicerna. Simaklah dengan lebih seksama dan usahakanlah lebih keras lagi untuk memahaminya. Jangan ragu untuk bertanya.
8. Memenangkan tantangan lingkungan. Ruang kelas mungkin terlalu ribut, terlalu panas atau terlalu dingin, terlalu gelap atau terlalu terang. Jangan meyerah karena ketidak-nyamanan ini. Tetaplah fokus kepada tujuan yang lebih besar BELAJAR.


2.8. Saran praktis meningkatkan keterampilan menyimak
Untuk meningkatkan ketrampilan menyimak, ada beberapa saran yang dapat kita manfaatkan. Beberapa di antara saran yang praktis itu di terangkan dalam penjelasan berikut :
1. Bersikaplah secara positif
Kita harus beranggapan bahwa pembicara ialah orang penting dan menarik, orang yang mempunyai banyak pengetahuan dan akan menyajikan bahan-bahan dan gagasan-gagasan yang berguna dan menyenangkan bagi kita.
2. Bertindaklah responsif
Selaku penyimak yang baik, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri keinginan yang dikehendaki atau dituntut oleh sang pembicara kepada diri kita. Pembicara mungkin saja menginginkan kita sebagai wadah, tempat, sasaran yang akan diberi informasi, yang akan diyakinkan atau dihibur.
3. Cegahlah gangguan-gangguan
Agar dapat menjadi penyimak yang baik, memang kita harus dapat menantang serta mencegah anek gangguan atau kendala yang mungkin timbul.
4. Simak dan tangkaplah maksud pembicara
Adakalanya pada permulaan untuk menyampaikan pesannya, pembicara justru mengutarakan atau menyatakan ataupun mengimplikasikan maksud dan tujuan penampilannya.
5. Carilah tanda-tanda apa yang akan datang
Para pembicara yang berpengalaman menyatakan maksud dan tujuan mereka dengan jelas, member penekanan pada butir-butir penting, serta menyajikan prapandangan bagi kerangka pidato atau ujarannya.
6. Carilah rangkuman pembicaraan terdahulu
Di samping menyajikan petunjuk-petunjuk mengenai apa yang akan datang, biasanya para pembicara yang sudah berpengalaman, yang sudah banyak makan garam dalam berbicara, melengkapi pidatonya dengan rangkuman-rangkuman singkat ataupun peringatan-peringatan bagi yang telah diutarakan terdahulu.
7. Nilailah bahan-bahan penunjang
Kalau situasi menuntut kita menyimak kritis, pserti pada persuasi dan memecahkan masalah, simaklah baik-baik secara cermat penjelasan-penjelasan atau keterangan-keterangan logis, contoh-contoh yang relevan, fakta-fakta, dan kesaksian-kesaksian.
8. Carilah petunjuk-petunjuk nonverbal
Gaya, mimik, gerak-gerik, dan gerakan pembicara merupakan bagian vital dari pesannya.

Diposkan oleh Xena Janitra Firmansyah di 06.06

Tidak ada komentar:

Posting Komentar